A warm embrace
“Hey, I miss–”
Kalimat Sienna terputus saat kekasihnya tanpa aba-aba menarik tubuh Sienna dalam pelukan.
Pelukan yang hangat dan erat.
“I miss you.” Katanya parau.
Sienna tersenyum, ikut melingkarkan tangannya ke tubuh sang kekasih.
Dua anak manusia itu saling memberi pelukan hangat di depan pintu.
“Kamu kenapa ke sini gak kasih tau aku dulu sih, kan bisa aku jemput.”
Sienna mencoba melepaskan pelukan dan berbicara sambil menatap mata kekasih. Tapi, pelukannya malah semakin erat di pinggang Sienna.
Sikapnya yang terkesan membuat Sienna sedikit mengerutkan dahi, tapi alih-alih berpikir negatif dia berpikir sebaliknya.
Mungkin saja kekasihnya ini sangat merindukan dia sampai-sampai tidak ingin melepaskan pelukannya.
“Hey, aku gak ke mana-mana. Kamu lepas pelukannya juga aku gak pergi.” Katanya menenangkan.
Pelukan erat tadi melonggar, tapi tak dilepaskan. Sienna mendongak ingin memperhatikan tapi sang kekasih malah menyatukan kening mereka sambil menutup mata.
Aku tidak tahu. Aku tidak yakin apakah kamu akan tetap di sisiku setelah dia menyatakan perasaannya kemarin.
Karena dia, manusia yang paling kamu suka.