I choose you!


“Noel Mavendra.”

Si pemilik nama terkejut, Sienna berdiri menatapnya dengan raut wajah marah di depan pintu hotel.

“Sienna.” Lirihnya.

“Maksud kamu ngirim pesan kayak gitu ke aku apa?”

Sienna maju, mendorong tubuh kekasihnya dengan dua tangan sampai tubuh lelaki yang lebih besar darinya itu mundur ke belakang.

“Kenapa seakan kamu mau ngelepas aku?”

Sienna agak berbeda malam ini. Dari caranya berbicara, raut wajahnya bahkan sikapnya.

But, didn't you love him?” Tanya-nya tak paham.

Dia bertanya dengan wajah kebingungan. Ini kali pertamanya melihat wajah penuh amarah Sienna.

Yes, I love him.

Once!

Di jedanya sebentar. Deru napas Sienna terdengar bergetar, seperti bersiap meluapkan amarah yang sejak tadi dia tahan.

But I love you more than a thousand times. I want you. Not him.

Kalimat tegas yang diucapkan Sienna masuk secepat kilat ke dalam telinga kekasihnya.

Mata Sienna memerah, semua emosi yang sudah ditahan akhirnya ia luapkan pada orang yang tepat.

Keduanya bertatapan dalam diam. Air mata Sienna bahkan sudah menggenang.

“Aku itu mau kamu.” Katanya.

Memukul dada kekasihnya kuat-kuat. Menyandarkan kepalanya ke bahu lalu menangis.

“Hey, shuut.”

Dia menarik tubuh Sienna yang masih terisak dalam dekapan. Menenangkan wanitanya dengan elusan pelan di punggung.

“Aku itu maunya kamu, bukan dia. Kenapa kamu malah nyuruh aku milih.”

“Maaf, aku gak bermaksud minta kamu memilih. Aku cuma berpikir kalau perasaan kamu untuk dia belum selesai.”

That feeling was already done, for a long time.” Katanya mengeratkan pelukan. “Sekarang hati aku cuma punya kamu.”

“Aku gak mau orang lain. Aku cuma mau kamu.”