Kebetulan
“Sienna.” Panggil Kaleo berusaha membuat kaget gadis yang tengah berjalan di depannya.
“Aaahhh!”
Sienna berteriak, walau tak begitu keras tapi cukup membuat beberapa pasang mata lain menatapnya aneh.
Dia duduk berjongkok, memegangi dadanya sambil menghembuskan napas beberapa kali.
“Kaleo.” Katanya marah.
Kaleo hanya tertawa renyah, membiarkan pukulan kecil Sienna mengenai lengan kirinya.
“Ngapain sih segala ngagetin.” Katanya sambil merengut.
“Lo tumben mau jalan ke cafe sendirian? Biasanya juga ditemenin Elang.”
Sebenarnya Sienna ingin marah lagi. Marah karena kalimatnya tadi malah dialihkan begitu saja. Namun, rasa kesalnya yang tadi langsung hilang saat melihat Kaleo duduk berjongkok di depannya.
“Kalau pakai sepatu tali jangan lupa diikat kuat Na. Kalau keinjak lo nanti jatuh.” Kata Kaleo, sembari fokus mengikat tali sepatu Sienna.
Sienna hanya diam melihat bagaimana Kaleo memperlakukan dia seperti segalanya bagi lelaki itu.
“Jangan sampai jatuh.” Katanya.
Kaleo menepuk kepala Sienna dengan senyum merekah.
Sienna menatapnya tepat ke mata, sudah membuka mulut hendak berbicara tapi tak jadi karena ada suara wanita lain memanggil Kaleo tak jauh dari mereka.
“Gue duluan ya Na, Ibu udah manggil.” Katanya berpamitan.
Sienna mengangguk lalu menarik sedikit lengan baju Kaleo untuk berbicara.
“Gue titip salam buat Mama lo ya.” Katanya sambil tersenyum tipis ke arah Ibu Kaleo tak jauh di depannya.