Pantai dan ingatan — Kaleo
Hari ini aku mengajak Kalindra ke pantai lagi. Sebenarnya ini permintaannya, dia bilang ingin merasakan angin laut menyapa wajahnya.
Rasanya sudah sangat lama, padahal aku sering ke sini sendiri.
Hari minggu ini langit biru tanpa awan, cerah sekali tapi awan hitam siap jadi badai di kepalaku. Penuh sesak, sampai rasanya sulit untuk bernapas.
Ku tolehkan kepala melihat Kalindra yang tengah menutup mata. Wajah cantiknya seperti biasa menawan tapi rasanya agak berbeda.
Setiap melihat wajahnya, kilasan dari mimpi ku waktu itu kembali muncul.
Bodoh sekali, kenapa aku baru sadar setelah aku melangkah sejauh ini. Kenapa baru dapat ku bedakan ketika semua hal sudah terjadi.
Tatapanku akhirnya bertemu dengan Kalindra. Sendu, itu yang tangkap dari ekspresi wajahnya.
Lalu, satu kata yang sama terucap secara kebetulan.
“Maaf.” Katanya.