Pantai penuh kenangan
Sienna menarik napasnya dalam-dalam. Membiarkan angin laut menerpa wajah hingga membuat rambutnya berantakan.
Halo teman lama, aku kembali lagi.
Bibirnya tersenyum, menatap hamparan biru dengan rasa rindu menggayut manja di dada.
Satu langkah. Dua langkah. Hingga air laut membenamkan setengah kakinya.
Rasanya sudah lama sekali ya.
Sejak hatinya terluka, dia memutuskan untuk berhenti sebentar menemui teman lamanya.
Teman dikala kalut dan senangnya.
Rasanya nyaman, membiarkan setiap memori jatuh bersamaan dengan air mata.
Membiarkan darah dari luka dibawa air laut jauh entah ke mana.
Sienna menarik tangan, mengusap kasar pipi dan mata. Kemudian, senyum tulus seperti biasa kembali menghiasi wajah.
Bawa jauh-jauh ya, rasa sakitnya. Aku ingin bahagia tanpa melukai mereka.
“Sepupu, jangan jauh-jauh. Gue gak bisa berenang.”
Teriakan Elang membuatnya tertawa. Ditolehkannya kepala ke belakang lalu mengangguk. Berbalik dan berjalan mendekati Elang yang menjulurkan tangan.
Kita sudah memutuskan berhenti. Karena itu, hati ayo lebih berani lagi.
Langkah terakhir sebelum kakinya benar-benar pergi, meninggalkan hangat air laut di bawah kaki.
Senang bertemu denganmu lagi. Teman.