Saat itu...
Sehari sebelum keberangkatan Sienna
“Mau minta tolong.”
Sienna menepuk dua bahu Elang dari belakang. Agak mendongak karena tubuh Elang yang jauh lebih tinggi.
“Minta tolong apa?”
“Buangin buku-buku yang ada dikardus itu dong.”
Sienna menunjuk kardus di bawah meja, lalu mendorong tubuh Elang.
“Yang ini?”
“Iya,” kata Sienna menoleh sekali. “Awalnya mau gue bakar tapi karena kemarin hujan akhirnya gak jadi.”
Elang mengangguk kecil, Menarik kardus untuk melihat isinya. Ditariknya satu buku paling bawah, berwarna coklat hampir terbakar di sisi kanan.
Dibukanya halaman pertama. Sienna Gracelynn. Dari mimpi, harapan dan mungkin saja, cinta.
Dia diam sebentar, melirik Sienna dari ujung mata lalu membalik ke halaman paling akhir.
Aku mau kamu, tapi kamu mau dia. Lalu aku harus meminta apa pada semesta?
“Elang, kok malah diem. Tolong buangin.” Pinta Sienna agak merengek pada sepupunya.
Elang tersenyum tipis. Berdiri mengangkat kardus lalu berjalan keluar ruangan. Kepalanya menoleh sekali ke arah Sienna yang masih sibuk memasukkan barang bawaan.
Ternyata memang sudah bertekad untuk melupakan.