Sebenarnya malam itu


Kali ini aku menangis, biasanya tak pernah seperti ini. Aku selalu berhasil mengalihkan emosi, tapi setelah bertemu dia hatiku tak dapat diajak berkompromi.

Kaleo, jangan suka gue. Gue udah gak bisa kasih rasa yang sama. Lupain ya.

Kenapa rasanya sakit sekali.

Sebenarnya malam itu, malam di mana aku bermimpi melamarnya.

Wanita itu adalah Sienna, bukan Kalindra.

Cincin yang ku pesan dengan pertama merah muda di atasnya adalah milik Sienna.

Sejak awal aku tahu kalau aku menyukainya tapi aku terus menyangkal dengan mengatakan kalau aku menyukai Kalindra lebih dari Sienna.

Sampai semua sangkalan ku akhirnya membuat dia pergi jauh bahkan tak lagi menginginkan kami kembali bersama.