Tears of Joy?
Saat janji suci diucapkan. Ivy meneteskan air mata menangis.
Ditundukkannya kepala berusaha dengan seluruh tenaga menahan agar air matanya tak lagi turun membasahi pipi.
Ternyata, tetap tidak bisa.
Sekuat apapun dia menggigit bibir mengalihkan rasa sakit di hatinya, air matanya tetap jatuh karena satu alasan yang jelas.
Dia menangis karena Anka.
Menangis karena lelaki yang dia cintai bertahun-tahun, yang dia dukung dan tak pernah sekalipun pergi dari sisinya, kini menikahi wanita lain.
Wanita pilihan hati Anka.
Aku tidak bisa menahannya lagi.
Anka, apa kau tahu? Kalau air mata yang ku jatuhkan hari ini bukanlah air mata bahagia?
Anka maaf.
Aku sangat menyedihkan, aku tahu. Bahkan di hari ini, disaat seharusnya aku bergembira atas kebahagiaan mu, aku malah menangis.
Aku malah menangisi dirimu yang tak akan pernah bisa ku miliki.
Padahal, seharusnya ini sudah menjadi tugasku. Sebagai seorang teman yang saling mendukung.
Melihat mu berdiri di sana dan mengucap janji suci bersama wanita yang kau cinta.
Tapi, nyatanya aku tak sanggup.
Anka maaf. Aku tidak dapat menahan perasaanku.
Maaf karena telah menyimpan perasaan ini.