goldenhourr

The rain at night is better.


Hujan saat malam adalah yang terbaik.

Malam itu setelah membalas pesan dari Anka, Ivy memilih mendudukkan dirinya di kursi santai di samping jendela kamarnya.

Matanya menatap kosong ke arah luar.

Hujan mulai turun. Rintiknya yang besar mengenai kaca jendela dan membuatnya basah.

Suara hujan dan gemuruh petir di kejauhan menenggelamkan isakan dari bibir tipis Ivy.

Ini sudah yang kedua kalinya dia menangis.

Menangisi sesuatu yang sebenarnya tak pernah menyakitinya.

Walau begitu, dia tetap menangis karena merasa terluka.

Itu bukan pisau. Bukan pula benda tajam lain yang melukai tubuhnya secara nyata.

Tapi sebuah kalimat yang dua hari lalu diterimanya.

Sebuah pesan yang menyatakan perasaan sepihak miliknya tak akan pernah terbalas sampai kapan pun.

Berkali-kali dipukulnya dada, bahkan ditariknya kuat rambut panjangnya, berharap rasa sakit di dadanya dapat teralihkan.

Tapi semakin kuat dia menyakiti tubuhnya, semakin tajam pula rasa sakit di hatinya.

Ivy kecewa, pada takdir yang tak memihaknya.

Mereka bilang cinta itu indah. Itu benar. Cinta itu indah jika kalian juga saling mencintai.

First And Last


Di taman yang cukup sepi Ivy dan Anka duduk bersebelahan.

Keduanya masih setia menutup mulut dan hanya memperhatikan beberapa orang yang berlalu-lalang.

Ivy I want to talk to you about your feelings for me… I know….. I always known Jika aku punya kesempatan saat itu, kalau aku punya lebih banyak keberanian, aku ingin katakan kalau aku juga menyimpan rasa yang sama dengan mu.

Ivy, aku menyayangimu lebih dari sekedar teman.

Aku mencintaimu sebagai seorang wanita.

I've been trying to stop my heart from whining like that... because I know I... together this is impossible…

Even if I love you... and I want to be with you so bad... I can't be so selfish and disappoint my family… Thank you... For everything... This love is something special for me. And I will take care of her forever But our love will only stay in our hearts, umm. From now on...my love...take care of yourself… And find someone... to start a new dream with... Fleur…

Tears of Joy?


Saat janji suci diucapkan. Ivy meneteskan air mata menangis.

Ditundukkannya kepala berusaha dengan seluruh tenaga menahan agar air matanya tak lagi turun membasahi pipi.

Ternyata, tetap tidak bisa.

Sekuat apapun dia menggigit bibir mengalihkan rasa sakit di hatinya, air matanya tetap jatuh karena satu alasan yang jelas.

Dia menangis karena Anka.

Menangis karena lelaki yang dia cintai bertahun-tahun, yang dia dukung dan tak pernah sekalipun pergi dari sisinya, kini menikahi wanita lain.

Wanita pilihan hati Anka.

Aku tidak bisa menahannya lagi.

Anka, apa kau tahu? Kalau air mata yang ku jatuhkan hari ini bukanlah air mata bahagia?

Anka maaf.

Aku sangat menyedihkan, aku tahu. Bahkan di hari ini, disaat seharusnya aku bergembira atas kebahagiaan mu, aku malah menangis.

Aku malah menangisi dirimu yang tak akan pernah bisa ku miliki.

Padahal, seharusnya ini sudah menjadi tugasku. Sebagai seorang teman yang saling mendukung.

Melihat mu berdiri di sana dan mengucap janji suci bersama wanita yang kau cinta.

Tapi, nyatanya aku tak sanggup.

Anka maaf. Aku tidak dapat menahan perasaanku.

Maaf karena telah menyimpan perasaan ini.

Wedding Day


Neyna tersenyum cerah, berjalan di atas altar dengan ditemani sang Ayah.

Senyum bahagia tak pernah luput dari wajah cantiknya hingga langkahnya sampai di ujung altar.

Dengan lembut Anka meraih dan menggenggam tangan Neyna lalu berdiri berhadapan, bersiap mengucap janji suci bersama.

“Kita berkumpul di sini, untuk menyaksikan peristiwa ini. Pengantin dengan demikian berjanji untuk jujur ​​satu sama lain di saat suka dan duka. Di hari baik dan hari buruk, saling mencintai dan menghormati satu sama lain sampai maut memisahkan.”

“Aku bersedia.” Ucap keduanya.

“Dengan kuasa jabatan yang dilimpahkan kepada saya... Saya mengucapkan pasangan suami istri ini secara resmi.”

“Anda sekarang dapat mencium pengantin wanita.”

Anka dengan lembut mencium bibir Neyna lalu menatap istrinya dengan tatapan penuh kagum dan sayang.

Saat mereka berciuman, semua orang bersorak bahagia atas keduanya. Bertepuk tangan sambil tersenyum dan tertawa. Mendoakan segala yang terbaik bagi kedua mempelai yang telah resmi menjadi suami istri hari ini.

Tapi, dari sekian banyak tamu yang bertepuk tangan, ada satu orang yang meneteskan air matanya.

Dia, pengiring pengantin wanita.

Ivy tak kuasa menahan tangis saat melihat Anka tersenyum di hadapan tamu undangan sambil sedikit membungkuk.

Dia dan sang istri kemudian berjalan ke ujung lain altar bersamaan dengan tiap helai bunga mawar merah yang berjatuhan.

Lalu tatapan keduanya bertemu tanpa sengaja.

Senyum bahagia Anka di atas altar disambut pilu oleh air mata Ivy yang terus jatuh membasahi pipi.

Catatan nol koma lima: Ayah, Bunda, dan Aku.


Catatan nol koma satu: Buku ini milik Reyga.


Untuk satu lembar pertama dari buku kosong yang tadi pagi Ayah berikan.

Halo. Selamat datang di atas dunia pena. Aku Reyga.

Mari berkenalan dan mari berteman baik.

Setelah ini, besok dan seterusnya setiap lembar mu akan ku tulis dengan banyak huruf dan kata. Mungkin akan banyak coretan juga tapi percayalah semua hal yang ku tulis di sini sama berharganya sepertimu.

Satu lagi, jangan marah kalau aku menuliskan kalimat-kalimat kasar ya. Kadang aku tidak bisa mengontrol diri jadi ku lampiaskan saja ke buku.

Kemewahan


Untuk mu, apa itu definisi kemewahan?

Aku pernah bertanya pada seorang lelaki, lebih tua dari ku untuk tahu jawabannya.

Dan dia menjawab seperti kebanyakan orang.

“Sesuatu yang berkelimpahan.”

Aku tidak menyalahkannya karena memiliki pikiran seperti itu, semua orang juga akan berpikir hal yang sama jika kata mewah muncul di otak kita secara tiba-tiba.

Tapi, lima orang lain menjawab berbeda darinya.

Awalnya, ku pikir kelimpahan adalah jawaban paling lumrah dari sebuah kata mewah, tapi sekarang aku berubah pikiran.

Kemewahan bagi setiap orang punya definisi yang berbeda.

Dan kau tau? definisi mewah untuk ku adalah hidup yang berharga.

Hidup berharga untuk orang-orang di sekitar ku agar mereka juga merasakan hal yang sama.

Lalu bagaimana dengan jawabanmu, untuk pertanyaan ku yang pertama?

Elio Prakash


Lalu, kau siapa lagi?

Aku sendiri tidak tahu. Kenapa kau bertanya?

Kami ingin tahu nama mu.

Aku Elio. Elio Sadewa Prakash.

Sepertinya Reyga tak pernah melihat seperti apa orang yang dijadikannya teman.

Kau benar.

Aku sendiri terkejut ketika dia menawarkan diri sebagai temanku. Padahal orang-orang di sekitar ku memilih menjauh.

Mereka, tak ingin memiliki teman seperti aku.

Mereka yang tidak ingin berteman, atau kau yang menutup diri dari mereka?

Ku lihat mata mu cukup jeli juga.

Dua hal yang kau tanyakan itu semuanya benar.

Aku menutup diri karena mereka yang lebih dulu menganggap remeh diriku.

Boleh kami tahu kenapa?

Mereka tidak mau berteman dengan seseorang yang berpenyakitan seperti aku.

Lalu, bagaimana dengan Reyga?

Aku sendiri bingung, apa yang membuatnya menyukai dan memintaku menjadi temannya.

Dia bilang, semua orang di dunia ini punya hak menentukan temannya masing-masing. Lalu dia pilih aku karena dia pikir kami sangat cocok berteman.

Apa kau menyukainya?

Aku menyukainya. Dia sudah seperti kakak keduaku.

Rai Kavin


Baiklah. Kau orang terakhir. Siapa namamu?

Rai.

Hanya itu?

Sekala Madeva.


Kau juga temannya Reyga?

Bisa dikatakan begitu.

Beritahu kami siapa nama mu.

Sekala Madeva. Aku satu tahun lebih tua dari Reyga.

Dari mana kau mengenalnya?

Dari sebuah ruang di bawah tanah berukuran 56 meter persegi.

Saat itu dia datang, lalu mengatakan jika dunia ini jauh lebih besar dari kotak kubus 56 meter persegi yang ku tempati.

Anak aneh yang entah mengapa, aku merasa dapat mempercayakan tangan ku di pundaknya.

Karena dia pula aku jadi melihat dunia dengan cara yang berbeda dari cara ku sebelumnya.

Kau benci dunia?

Sangat.

Kenapa?

Karena selama dua puluh tahun aku hidup, dia tidak sekalipun berpihak padaku.

Aku benci ketika semua hal yang kulakukan tak pernah cukup.

Sampai akhirnya, aku memilih membuat dunia ku sendiri di dalam kotak kubus 56 meter persegi itu.