goldenhourr

Haka Raden Sagara.


“Lalu, kau siapa?”

Haka. Panggil saja begitu.

Aku teman yang sering menyusahkan Reyga sepanjang waktunya.

“Seberapa dekat kalian?

Entahlah. Jika dihitung menggunakan skala, kedekatan kami lebih dari 0 sampai 10 perhitungan.

Kami dekat, tapi kami bukan sebagai sahabat.

Aku hanya menganggapnya kenalan. Dia menganggap ku sebagai teman.

Ya, seperti itulah.

“Apa yang kau sukai dari Reyga?

Senyumnya.

Senyumnya selalu membawa warna yang berbeda setiap kali aku merasa lelah.

Dan senyumnya, selamanya akan jadi hal yang paling aku sukai darinya.

“Satu atau dua hal tentang dirimu.”

Aku tidak senang berbasa-basi, jadi ku katakan saja.

Tapi jangan terkejut.

Ada monster, bersembunyi dalam diriku.

Sudah lama sekali, dan monster itu yang pertama kali Reyga temui.

Reyga Prahadi.


“Siapa kamu?”

Halo. Salam kenal. Aku Reyga Prahadi.

Aku lahir sebagai anak tunggal di sebuah keluarga yang orang-orang bilang, “keluarga kecil bahagia.”

Tapi kalau boleh jujur, aku ingin seorang adik yang dapat ku ajak bermain di kala senggang.

Sederhananya, aku ingin seorang saudara lain yang dapat ku ajak berbagi cerita.

“Satu atau dua hal tentang dirimu.”

Aku suka pantai, daun kering yang berguguran juga semak belukar.

Tapi kadang, aku juga benci semua hal.

Mereka kadang terlihat menyenangkan tapi sedetik kemudian semuanya berubah menjadi sangat membosankan.

Dan yang paling sering ku temui, mereka berubah menjadi menyebalkan.

“Apa hal yang paling kau sukai?”

Aku tak punya satupun.

Hahaha. Aku tahu, aku aneh. Orang-orang bilang aku begitu.

Aku tidak punya hal yang begitu sangat ku gemari. Bagiku semuanya sama saja.

“Apa hal yang paling kau benci?”

Fakta bahwa aku hidup seperti ini.

“Apa ada yang kau sembunyikan?”

Tentu saja. Tapi semua hal yang tersembunyi tak patut orang-orang ketahui.

Aku rasa perkenalan ku cukup sampai di sini.

Senang memperkenalkan diri. Mari berteman untuk waktu yang singkat.

Sampai waktu menunjukkan sudah saatnya kita berpisah.

Pantai, Kaleo dan Sienna


Kaleo hanya tersenyum melihat Sienna bermain-main di bibir pantai.

Happy?” Tanya Kaleo di belakang kepala Sienna.

Sienna menoleh, keluar dari air laut dangkal lalu berjalan ke bibir pantai.

Happy.” Jawabnya senang.

“Sini duduk.” Ajak Kaleo.

Sienna menurut, mendudukkan tubuhnya di sebelah Kaleo.

“Cantik ya Na.”

Sunset emang selalu cantik Le.”

Hening sebentar. Kaleo memilih untuk diam dan memperhatikan setiap inci wajah Sienna yang sedang memejamkan mata.

Am I your first love, Na?” Tanya-nya tiba-tiba.

Netra keduanya bertemu, bersama senja senyum Sienna merekah.

Sadly you're not, Kaleo.”

Kaleo diam, menolehkan kepalanya ke arah laut. Hatinya sakit melihat Sienna menjawab tanpa ragu.

“Faktanya, lo adalah laki-laki yang ngebuat gue pertama kali ngerasain apa itu jatuh cinta. Tapi sayangnya, Lo bukan cinta pertama gue.”

Kaleo menutup mata, mengatur napasnya agar terdengar lebih tenang.

So, who was your first love?”

Sienna tersenyum cerah sekali. Sepertinya memikirkan nama orang itu saja sudah membuat Sienna bahagia.

You know him already, Le.” Katanya sambil mengulum senyum.

He's my first love. He's the one, from the start to the end.”

Kaleo menangkap binar di mata Sienna saat menyatakan siapa pemilik hatinya. Binar yang tak pernah dan tak akan Kaleo dapatkan dari Sienna.

So, you love him more than me.” Kata Kaleo memalingkan wajahnya.

Nadanya terdengar pasrah, seperti sedang mengakui kekalahan.

Sienna menggeleng, “Nope.”

Kaleo menoleh cepat, mencoba memperhatikan raut wajah Sienna lebih banyak.

“Rasa cinta gue ke dia gak sama kayak rasa suka gue ke lo.

Setelah gue ketemu dia, akhirnya gue bisa tau cinta itu apa.

Lo mungkin memang orang pertama yang ngebuat gue ngerasain jatuh cinta tapi, dia adalah orang yang ngebuat gue paham cinta gak cuma sparks-nya aja.

Love is more than that.

I'm so sorry to say this Le, but you are not my first love.

Sienna menghela napasnya sebentar sebelum melanjutkan.

“Sama lo gue suka. Sama dia gue cinta.”

“Maaf ya Le, tapi gue maunya dia, bukan lo.”

Pantai, Kaleo dan Sienna


Kaleo hanya tersenyum melihat Sienna bermain-main di bibir pantai.

Happy?” Tanya Kaleo di belakang kepala Sienna.

Sienna menoleh, keluar dari air laut dangkal lalu berjalan ke bibir pantai.

Happy.” Jawabnya senang.

“Sini duduk.” Ajak Kaleo.

Sienna menurut, mendudukkan tubuhnya di sebelah Kaleo.

“Cantik ya Na.”

Sunset emang selalu cantik Le.”

Hening sebentar. Kaleo memilih untuk diam dan memperhatikan setiap inci wajah Sienna yang sedang memejamkan mata.

Am I your first love, Na?” Tanya-nya tiba-tiba.

Netra keduanya bertemu, bersama senja senyum Sienna merekah.

Sadly you're not, Kaleo.”

Kaleo diam, menolehkan kepalanya ke arah laut. Hatinya sakit melihat Sienna menjawab tanpa ragu.

“Faktanya, lo adalah laki-laki yang ngebuat gue pertama kali ngerasain apa itu jatuh cinta. Tapi sayangnya, Lo bukan cinta pertama gue.”

Kaleo menutup mata, mengatur napasnya agar terdengar lebih tenang.

So, who was your first love?”

Sienna tersenyum cerah sekali. Sepertinya memikirkan nama orang itu saja sudah membuat Sienna bahagia.

You know him already, Le.” Katanya sambil mengulum senyum.

He's my first love. He's the one, from the start to the end.”

Kaleo menangkap binar di mata Sienna saat menyatakan siapa pemilik hatinya. Binar yang tak pernah dan tak akan Kaleo dapatkan dari Sienna.

So, you love him more than me.” Kata Kaleo memalingkan wajahnya.

Nadanya terdengar pasrah, seperti sedang mengakui kekalahan.

Sienna menggeleng, “Nope.”

Kaleo menoleh cepat, mencoba memperhatikan raut wajah Sienna lebih banyak.

“Rasa cinta gue ke dia gak sama kayak rasa suka gue ke lo.

Setelah gue ketemu dia, akhirnya gue bisa tau cinta itu apa.

Lo mungkin memang orang pertama yang ngebuat gue ngerasain jatuh cinta tapi, dia adalah orang yang ngebuat gue paham cinta gak cuma sparks-nya aja.

Love is more than that.

I'm so sorry to say this Le, but you are not my first love.

Sienna menghela napasnya sebentar sebelum melanjutkan.

“Sama lo gue suka. Sama dia gue cinta.”

“Berhenti ya Le. Gue maunya dia, bukan lo.”

Efek samping sakit hati lama


Na.

Can you guys make up again?

I don't mean you guys have to be that friendship again but at least treat him well. You're actions towards him is a bit rude.

Gue tau lo pasti benci dia entah karena alasan tiga tahun lalu atau Kaleo yang terlambat nyatain perasaannya sama lo. Tapi Na, dia gak salah apa-apa. Yang seharusnya lo benci itu gue, karena gue udah ngambil apa yang dulu seharusnya jadi milik lo.

And one thing, he's already stop. Stop trying to reach you, as you wish.

Gue tau kedengarannya gue ngebela dia banget tapi gue cuma ngomongin yang sebenarnya aja.

If you still don't like him, or maybe you already hate him it's okay but please don't be harsh.

Lo malah ngerubah diri lo jadi orang jahat Na.

Awalnya aku ingin menyangkal kalau sikapku biasa saja pada Kaleo tapi setelah ku ingat lagi ternyata apa yang Kalindra katakan tak salah juga.

Aku memang bersikap sangat buruk pada Kaleo setelah dia menyatakan perasaannya.

Bunga tulip yang dia berikan, ku buang begitu saja. Aku bahkan menolak menemuinya, padahal dia sama sekali tidak memaksa ku untuk kembali bersamanya.

Ternyata yang berubah menjadi jahat bukan dia tapi aku.

Mungkin otak ku ingin dia bersikap sedikit jahat agar rasa sakit yang ku rasakan dulu dapat ku salahkan sepenuhnya pada Kaleo. Tapi saat ku minta berhenti dia benar-benar melakukannya.

Bahkan orang-orang disekitar ku pun mengatakan jika aku terlampau jahat padanya. Aku menyakitinya disaat dia tak pernah menyakiti ku sedikitpun.

Ternyata rasa sakit hati ku padanya dulu, membuatku agak besar kepala karena tahu dia akhirnya juga merasakan hal yang sama.

Altar pernikahan dalam angan


Kaleo menyesap teh hijaunya sembari terus memperhatikan kalimat terakhir dari isi pesannya dengan Kalindra.

Undangan pernikahan dia dan Sienna.

Kaleo tersenyum tipis, tehnya sudah habis tapi rasa pahit masih tersisa sedikit diujung lidah.

Disesapnya sisa rasa pahit itu hingga memenuhi rongga mulut sambil menutup mata.

Pernikahan ya?

Dibukanya mata, diarahkannya tatapan pada satu kotak kecil di ujung nakas sebelah tempat tidur.

Diangkatnya tangan kiri sampai sejajar dengan muka.

Cincin pernikahan diletakkan di jari manis kan?

Sambil bersandar dan mendongakkan kepala menatap tangan kirinya, kepala Kaleo mulai berandai tentang skenario indah yang isinya cerita dia dan Sienna.

Bibirnya bahkan naik membentuk sabit kecil hanya karena hal-hal yang ada di pikirannya.

Lalu kemudian dia tersadar. Bagaimana jika satu dari banyaknya skenario indah yang dia buat tadi dikabulkan Tuhan?

Bagaimana jika dia dan Sienna benar-benar berakhir di atas altar pernikahan?

Tak lama kepalanya menggeleng. Membuang semua pertanyaan konyol dan skenario indahnya tadi.

Sudah cukup. Sienna sudah memintanya berhenti. Sienna sudah tak ingin dia lagi.

Kaleo menutup mata, membiarkan hening di dalam kamar mengukungnya malam itu.

Sudah ya. Kita berhenti saja. Lagipula seperti yang dia katakan, kalau kami berdua sudah lama bertemu akhir cerita.

Bertemu di ujung mata —Kaleo's pov


Aku tidak tahu apakah aku harus berterimakasih pada Elang atau malah sebaliknya.

Tentu saja di hari pernikahannya, dia juga mengundang lelaki yang sekarang menjadi pujaan hati Sienna.

Aku senang tapi juga iri.

Iri karena mereka terlihat begitu serasi. Terlihat seperti dua makhluk yang memang diciptakan Tuhan untuk saling berdampingan.

They're really meant to be.

Bahkan dalam gumaman pelan pun aku mengakuinya.

Tubuhnya tinggi -memang tak jauh lebih tinggi dari ku, tapi walaupun wajahnya terlihat seperti anak anjing kecil, aura maskulin dan percaya diri menyeruak bahkan hanya dari matanya.

Aku tak berani menatap wajahnya langsung, hanya sedikit melirik bagaimana laki-laki itu dan Sienna berinteraksi di ujung lain ruangan.

Tapi hal yang tak ku sangka datang.

Tatapan kami bertemu tepat saat aku kembali menoleh. Aku tak dapat memikirkan apapun selain membalas tatapannya dengan senyum.

Laki-laki itu ... Dia beruntung. Beruntung karena dapat memiliki seseorang seperti Sienna dalam hidupnya.

Andai aku dapat melawannya sekali saja. Untuk membuktikan padanya jika aku juga cukup layak bersama Sienna.

Do you believe me?


You worried about something?

It's about Kaleo, right?

Sienna membawa tangan kekasihnya dalam genggaman.

Sambil tersenyum tipis dia melanjutkan.

“Kamu masih penasaran Kaleo itu siapa?”

Si kekasih mengangguk tapi kemudian menggeleng lagi. Walau dia tahu Sienna selalu mengatakan jika dia adalah miliknya, tetap saja satu perasaan aneh di dalam dadanya sulit untuk hilang hanya dengan kalimat-kalimat penenang.

I tell you everything. Dari awal kita ketemu aku udah jelasin dia itu apa dan siapa buat aku ke kamu.”

Dia diam mendengarkan tapi tak ingin menatap wajah Sienna.

I'm just curious, why it feels like he will definitely win from me.

He's not. You just have to believe me.

Ditolehkannya pelan wajah sang kekasih agar menghadapnya.

Do you believe me?” Katanya agak berbisik.

Just give me some more time.

Can you do me a favor?


Can you do me a favor?”

“Hm?” Jawab Sienna sambil membereskan sisa obat di atas meja.

Would you promise to not leave me?”

Sienna menoleh, menatap kekasihnya dengan kening berkerut.

Dia diam cukup lama sebelum akhirnya duduk di tepi ranjang lalu merapikan rambut yang mengenai mata kekasihnya.

“Kamu kenapa?” Katanya.

Yang ditanya menggeleng, tersenyum tipis sembari mengapit tangan Sienna dalam genggamannya.

Ibu jarinya sesekali mengelus punggung tangan Sienna.

“Kamu tidur aja.” Kata Sienna.

Sang kekasih mendongakkan kepalanya, seakan meminta Sienna untuk tidak pergi dengan matanya.

Sienna tersenyum geli, lelaki di depannya ini seperti seorang bayi yang takut ibunya pergi.

“Kamu tidur aja, aku tungguin. Aku baru pulang kalau kamu udah tidur.”

Sienna menangkap binar sedih dari mata si kekasih. Sepertinya dia masih menunggu jawaban dari pertanyaannya tadi.

“Aku itu punya kamu,” katanya tiba-tiba, membuat tatapan sang kekasih kembali jatuh pada wajahnya.

“Kamu selalu bilang gitu kan? Terus yang bikin kamu gak yakin aku bakal tetep sama kamu itu apa?”

Sienna mengembangkan senyum, menangkup dua pipi kekasihnya di antara ke dua tangan.

“Inget satu hal dan jangan lupain, aku itu punya kamu.”

Sienna, I love you


I love you, Na.

Sienna menoleh cepat, menatap Kaleo dengan ekspresi terkejut bukan buatan.

I have a crush on you since we grew up together.“

Sienna menarik tangan menutupi mulutnya. Jantungnya berdebar begitu kencang sekarang.

I'm sorry if I was too late, but I want to try.“

Tangannya menangkup dua tangan kecil Sienna dalam genggaman. Menyalurkan semua emosi tak hanya dari kalimat tapi juga tindakan.

“Apa gue masih punya kesempatan?”

Sienna menutup mata, mencoba menyelaraskan hati dan pikirannya.

Tapi saat dia membuka mata, wajah tulus Kaleo dengan cepat mendominasi otaknya.

Aku tidak tahu kalau hal seperti ini akan terjadi.

Dada ku benar-benar di aduk emosi, sampai rasanya kaki ku lemas.

Manusia yang membuat ku pertama kali jatuh cinta menyatakan perasaannya pada ku dengan penuh sungguh.

Hanya saja debaran itu tak sama lagi. Debaran yang ku rasa tidak membuatku menginginkannya.

Are you still in love me Na?”

Sienna tersenyum hangat, sambil menggeleng.

Dengan pelan dilepasnya genggaman Kaleo dari atas tangan.

No. I don't love you anymore, Kaleo.”

“Gue udah punya cinta yang lain, dan lo udah gak punya kesempatan itu lagi.”

Senyum yang semula merekah hilang seketika.

Wajah Kaleo sekarang penuh dengan ekspresi terluka. Sedang ekspresi Sienna masih tetap sama.

“Gue udah gak punya perasaan lebih sama lo. Maaf Le, gue minta tolong jangan berusaha apapun. Pemenangnya udah bukan lo lagi.”

Karena sejak aku kembali menginjakkan kaki ke kota ini, perasaan ku bukan lagi milik mu.