goldenhourr

From. K —Dari kekasih Sienna


K.

Dia itu siapa?

Kenapa tiba-tiba mengirim buket besar bunga tulip untuk Sienna?

Aku benci perasaan ingin tahu.

Tapi melihat Sienna duduk di depan bunga itu dengan tatapan berbeda membuat kepalaku tak bisa berhenti bertanya-tanya.

Tulip merah muda itu, bukannya bunga yang dulu sangat Sienna suka?

Jika benar, maka K itu pasti lelaki yang dulu sempat mengalahkan aku dua kali.

Lalu, apa lelaki itu berencana untuk kembali?

Buket tulip merah muda


Sienna memperhatikan buket tulip yang dikirim Kaleo padanya lekat-lekat.

Sudah setahun sejak dia memilih membiarkan si tulip pergi namun hari ini tulip itu datang lagi.

Dia duduk berjongkok, sambil membelai si tulip pelan-pelan.

Debaran itu ada lagi. Ingatan yang sudah dia buang mulai muncul lagi, satu persatu.

Sienna merebahkan kepalanya di atas lutut. Menggenggam satu tangkai tulip sambil sesekali dimainkannya.

Kaleo itu selalu tahu apa yang dia suka.

Tulip itu datang tanpa dibungkus dengan craft, hanya di ikat dengan pita biru dan satu kartu bertuliskan namanya.

From. K.

Ini persis sama saat Kaleo memberinya enam tangkai bunga tulip dulu.

Kaleo selalu tau jika Sienna lebih senang mendapat hand bouquet tulip tanpa dihiasi kain atau craft.

Sienna senang menggenggam tangkainya. Merasakan bentuk bunga itu dengan telapak tangan.

“Dari dulu gak pernah lupa ya, Le.”

“Bahkan sampai sekarang masih sama.”

Untuk pesan yang tak lagi dibalas.


I already found my happiness Kaleo.

Tapi terima kasih sudah mau memberikan doa baik untuk ku.

Aku sudah menemukan bahagia milik ku dan ku harap kamu juga bisa menemukan kebahagiaan mu.

Kali ini, untuk perpisahan yang sebenarnya.

Terima kasih sudah membuat aku tahu apa itu jatuh cinta.

Dan juga, sebenarnya kita sudah lama sampai di akhir cerita.

Selamat tinggal ya. Ayo berbahagia di jalan yang berbeda.

Diary: Cerita lama perlu penjelasan. Kenapa bukan dia?


Catatan ini aku buat setelah dia bertanya.

Kenapa bukan dia yang jadi cinta pertama, padahal dia orang pertama yang membuat ku jatuh cinta?

Sebetulnya jawaban itu tidak ada.

Tak ada kalimat yang dapat menjelaskan bagaimana caraku menyimpulkan.

Tapi akan ku coba jelaskan dengan kalimat yang pasti sangat berantakan.

Setelah bertemu dua lelaki yang jauh berbeda itu aku paham.

Apa itu suka, dan apa itu cinta.

Dengan Kaleo, aku suka segala hal. Semua hal manis yang kami berdua lewatkan, tapi saat perasaan sakit muncul kami cenderung menjaga jarak dengan alasan supaya kami bisa saling menenangkan.

Tapi ketika aku bersama dia, aku merasakan banyak perbedaan.

Aku yang awalnya tak suka pahit jadi amat menyukainya. Jika kami merasa sakit, kami akan cari solusinya berdua.

Saat bersama Kaleo, jantung ku berdebar kencang.

Tapi saat bersama dia, perutku rasanya diisi kupu-kupu yang berterbangan.

Aku tidak sedang membandingkan tapi semua perbedaan itu harus aku jelaskan. Iya kan?

Perasaan ku pada Kaleo itu seperti permen kapas. Indah saat dipandang tapi bahkan dengan angin pun dia dapat menghilang.

Sedangkan perasaan ku padanya seperti sedang mencari harta karun yang dipendam.

Kadang aku menemukan berlian, tapi lebih banyak kerikil yang aku simpan.

Ah, begini saja, biar ku simpulkan dalam dua kalimat pendek.

Dengan Kaleo aku menerima banyak hal.

Dengan dia aku lebih banyak belajar, tentang bagaimana dan dari mana rasa cinta itu berasal.

Dan karena dua hal yang berbeda itu sepenuhnya aku paham.

Mana yang cinta pertama dan mana yang bukan.

Pantai, Kaleo, dan Sienna


Kaleo hanya tersenyum melihat Sienna bermain-main di bibir pantai.

Happy?” Tanya Kaleo di belakang kepala Sienna.

Sienna menoleh, keluar dari air laut dangkal lalu berjalan ke bibir pantai.

Happy.” Jawabnya senang.

“Sini duduk.” Ajak Kaleo.

Sienna menurut, mendudukkan tubuhnya di sebelah Kaleo.

“Cantik ya Na.”

Sunset emang selalu cantik Le.”

Hening sebentar. Kaleo memilih untuk diam dan memperhatikan setiap inci wajah Sienna yang sedang memejamkan mata.

Am I your first love, Na?” Tanya-nya tiba-tiba.

Sienna menoleh, menempatkan netranya agar tepat menatap manik Kaleo. Bersama langit merah senja senyum Sienna merekah.

Your first love


Kaleo sengaja mengajak Sienna ke tempat yang paling gadis itu suka.

Laut dan pantai.

Kaleo tahu, Sienna itu sangat menyukai pantai dan juga tulip merah muda.

Dia sengaja menyiapkan semuanya, agar gadis yang dia suka merasa senang karenanya.

Happy?” Tanya Kaleo di belakang kepala Sienna.

Sienna menoleh, keluar dari air laut dangkal lalu berjalan ke bibir pantai.

Happy.” Jawabnya senang.

“Sini duduk.” Ajak Kaleo.

Sienna menurut, mendudukkan tubuhnya di sebelah Kaleo.

“Cantik ya Na.”

Sunset emang selalu cantik Le.”

Hening sebentar. Kaleo memilih untuk diam dan memperhatikan setiap inci wajah Sienna yang sedang memejamkan mata.

Am I your first love, Na?” Tanya-nya tiba-tiba.

Netra keduanya bertemu, bersama senja senyum Sienna merekah.

Sadly you're not, Kaleo.”

Kaleo diam, menolehkan kepalanya ke arah laut. Hatinya sakit melihat Sienna menjawab tanpa ragu.

“Faktanya, lo adalah laki-laki yang ngebuat gue pertama kali ngerasain apa itu jatuh cinta. Tapi sayangnya, Lo bukan cinta pertama gue.”

Kaleo menutup mata, mengatur napasnya agar terdengar lebih tenang.

So, who was your first love?”

Sienna tersenyum cerah sekali. Sepertinya memikirkan nama orang itu saja sudah membuat Sienna bahagia.

You know him already, Le.” Katanya sambil mengulum senyum.

He's my first love. He's the one, from the start to the end.”

Kaleo menangkap binar di mata Sienna saat menyatakan siapa pemilik hatinya. Binar yang tak pernah dan tak akan Kaleo dapatkan dari Sienna.

So, you love him more than me.” Kata Kaleo memalingkan wajahnya.

Nadanya terdengar pasrah, seperti sedang mengakui kekalahan.

Sienna menggeleng, “Nope.”

Kaleo menoleh cepat, mencoba memperhatikan raut wajah Sienna lebih banyak.

“Rasa cinta gue ke dia gak sama kayak rasa suka gue ke lo.

Setelah gue ketemu dia, akhirnya gue bisa tau cinta itu apa.

Lo mungkin memang orang pertama yang ngebuat gue ngerasain jatuh cinta tapi, dia adalah orang yang ngebuat gue paham cinta gak cuma sparks-nya aja.

Love is more than that.

I'm so sorry to say this Le, but you are not my first love.

Sienna menghela napasnya sebentar sebelum melanjutkan.

“Sama lo gue suka. Sama dia gue cinta.”

“Berhenti ya Le. Gue maunya dia, bukan lo.”

I choose you!


“Noel Mavendra.”

Si pemilik nama terkejut, Sienna berdiri menatapnya dengan raut wajah marah di depan pintu hotel.

“Sienna.” Lirihnya.

“Maksud kamu ngirim pesan kayak gitu ke aku apa?”

Sienna maju, mendorong tubuh kekasihnya dengan dua tangan sampai tubuh lelaki yang lebih besar darinya itu mundur ke belakang.

“Kenapa seakan kamu mau ngelepas aku?”

Sienna agak berbeda malam ini. Dari caranya berbicara, raut wajahnya bahkan sikapnya.

But, didn't you love him?” Tanya-nya tak paham.

Dia bertanya dengan wajah kebingungan. Ini kali pertamanya melihat wajah penuh amarah Sienna.

Yes, I love him.

Once!

Di jedanya sebentar. Deru napas Sienna terdengar bergetar, seperti bersiap meluapkan amarah yang sejak tadi dia tahan.

But I love you more than a thousand times. I want you. Not him.

Kalimat tegas yang diucapkan Sienna masuk secepat kilat ke dalam telinga kekasihnya.

Mata Sienna memerah, semua emosi yang sudah ditahan akhirnya ia luapkan pada orang yang tepat.

Keduanya bertatapan dalam diam. Air mata Sienna bahkan sudah menggenang.

“Aku itu mau kamu.” Katanya.

Memukul dada kekasihnya kuat-kuat. Menyandarkan kepalanya ke bahu lalu menangis.

“Hey, shuut.”

Dia menarik tubuh Sienna yang masih terisak dalam dekapan. Menenangkan wanitanya dengan elusan pelan di punggung.

“Aku itu maunya kamu, bukan dia. Kenapa kamu malah nyuruh aku milih.”

“Maaf, aku gak bermaksud minta kamu memilih. Aku cuma berpikir kalau perasaan kamu untuk dia belum selesai.”

That feeling was already done, for a long time.” Katanya mengeratkan pelukan. “Sekarang hati aku cuma punya kamu.”

“Aku gak mau orang lain. Aku cuma mau kamu.”

Pertemuan pertama?


“Hai.” Kata dua orang itu canggung.

Atmosfer di antara keduanya aneh. Yang satu menatap penuh rindu sedang yang satunya mengalihkan pandangan agar netra mereka tidak bertemu.

“Udah lama ya, Le.” Kata Sienna mencoba mencairkan suasana.

Kaleo mengangguk sambil tersenyum. Senyum yang selalu manis di mata Sienna.

Ah begini ya ternyata, rasanya setelah lama tak bertemu orang yang dulu pernah kita suka.

Jika hanya lewat pesan saja, Sienna dapat dengan mudah menguasai suasana. Tapi ternyata bertemu empat mata itu lebih sulit dari yang dikira.

“Lama gak ketemu, Na.”

Kaleo menjulurkan tangan menunggu Sienna menyambut tangannya.

Tepat sedetik setelah Sienna menyambut tangannya bersalaman, Kaleo menarik Sienna dalam pelukan.

Pelukan hangat yang sudah lama tak Sienna rasakan.

“Makasih ya udah balik ke sini.”

Pelukannya erat sekali sampai-sampai membuat debar jantung Sienna tak mau berhenti.

Jadi, Kaleo itu siapa?


Elang melirik sedikit lelaki yang lebih tua tiga tahun di depannya diam-diam.

Lelaki itu tampak tenang.

Jauh lebih tenang dari dugaan Elang. Seperti, entahlah siap menerima kekalahan atau bertarung melawan dengan rencana yang sudah matang.

“Sampai kapan kamu terus diam dan hanya memperhatikan saya?”

Elang terkesiap. Manusia di depannya ini bukan lawan yang mudah dikalahkan.

“Ekhem, jadi lo mau tau apa?”

Dia membenarkan posisi duduk. Menatap Elang tepat ke netra, lalu tersenyum tipis.

“Jadi, Kaleo itu siapa?”

Elang menghela napas rendah. Dalam hati dia mengutuk Sienna tapi ini juga bukan salah sepupunya sepenuhnya.

“Dia orang yang pertama kali Sienna suka.” Terangnya.

Untuk apalagi berbohong jika manusia di depannya ini pasti akan mengetahui segalanya dalam waktu dekat.

Dia tersenyum. Senyum yang membuat hati Elang bagai diiris tipis-tipis.

“Sedalam apa rasa cintanya?”

Elang melongo. Pertanyaan macam apa itu? Dan lagi, kenapa nada dan raut wajahnya tak berubah, semuanya masih sama.

Lelaki di depannya ini terlalu pintar menyembunyikan emosi.

“Sienna gak ngasih tau lo?”

Alih-alih menjelaskan, dia memilih bertanya lebih dulu. Ingin tahu apakah kalimatnya nanti akan terlalu menyakiti.

“Sienna sudah beritahu semua.” Dia menjeda kalimatnya agak lama.

“Tapi saya ingin mendengar dari sisi yang berbeda dari kisah mereka.” Akunya.

Elang melipat bibirnya ke dalam, menahan lidahnya agar tidak mengeluarkan kutukan.

“Sienna pernah buat buku diary tentang perasaannya ke Kaleo. Lo tau kan Sienna itu suka menulis puisi, suka sama kalimat-kalimat yang indah. Nah, setengah dari diary yang isinya pujian itu dia tulis untuk Kaleo.”

Lelaki itu diam mendengarkan, tak ada niat untuk memprotes, atau bahkan raut wajah marah.

“Lalu?”

“Tapi buku itu sekarang cuma tinggal beberapa lembar. Sienna ngebuang lembar yang dia robek sama kayak dia ngebuang perasaannya ke Kaleo waktu tahu perasaannya gak mungkin terbalas.”

Dia mengangguk paham. Meminta Elang terus melanjutkan dengan kode dari mata.

“Kalau lo penasaran sama kisah mereka dulu kayak gimana, gue gak terlalu bisa ceritain. Tapi yang jelas, mereka itu temen deket.

Sahabatan dari masih SMP eh maksud gue, when they both at seventh grade.

Sienna suka sama Kaleo untuk waktu yang cukup lama. Tapi gak pernah berhasil confess, saat dia punya kesempatan ternyata Kaleo lebih milih temennya. Dari situ dia mutusin buat gak lagi berurusan sama mereka.”

“Karena itu Sienna memilih pergi dari Indonesia?”

Elang mengangguk. Mungkin itu bukan satu-satunya alasan Sienna pergi tapi tetap saja kejadian itu menjadi salah satunya.

“Sebenernya lo kenapa nanya?”

Pertanyaan yang ingin sekali Elang tanyakan akhirnya meluncur juga.

Hanya saja jawaban dari pertanyaannya membuat Elang sedikit bingung harus memberikan respon seperti apa.

“Saya hanya ingin tahu. Apakah posisi itu benar milik saya atau sedari awal posisi itu masih menunggu pemilik aslinya.”

Sienna, I ...


I love you, Na.

Sienna menoleh cepat, menatap Kaleo dengan ekspresi terkejut bukan buatan.

I have a crush on you since we grew up together.

Sienna menarik tangan menutupi mulutnya. Jantungnya berdebar begitu kencang sekarang.

I'm sorry if I was too late, but I want to try.

Tangannya menangkup dua tangan kecil Sienna dalam genggaman. Menyalurkan semua emosi tak hanya dari kalimat tapi juga tindakan.

“Apa gue masih punya kesempatan?”

Sienna menutup mata, mencoba menyelaraskan hati dan pikirannya.

Tapi saat dia membuka mata, wajah tulus Kaleo dengan cepat mendominasi otaknya.

Aku tidak tahu kalau hal seperti ini akan terjadi.

Dada ku benar-benar di aduk emosi, sampai rasanya kaki ku lemas.

Manusia yang membuat ku pertama kali jatuh cinta menyatakan perasaannya pada ku dengan penuh sungguh.

Are you still in love with me, Na?”