Jadi, Kaleo itu siapa?
Elang melirik sedikit lelaki yang lebih tua tiga tahun di depannya diam-diam.
Lelaki itu tampak tenang.
Jauh lebih tenang dari dugaan Elang. Seperti, entahlah siap menerima kekalahan atau bertarung melawan dengan rencana yang sudah matang.
“Sampai kapan kamu terus diam dan hanya memperhatikan saya?”
Elang terkesiap. Manusia di depannya ini bukan lawan yang mudah dikalahkan.
“Ekhem, jadi lo mau tau apa?”
Dia membenarkan posisi duduk. Menatap Elang tepat ke netra, lalu tersenyum tipis.
“Jadi, Kaleo itu siapa?”
Elang menghela napas rendah. Dalam hati dia mengutuk Sienna tapi ini juga bukan salah sepupunya sepenuhnya.
“Dia orang yang pertama kali Sienna suka.” Terangnya.
Untuk apalagi berbohong jika manusia di depannya ini pasti akan mengetahui segalanya dalam waktu dekat.
Dia tersenyum. Senyum yang membuat hati Elang bagai diiris tipis-tipis.
“Sedalam apa rasa cintanya?”
Elang melongo. Pertanyaan macam apa itu? Dan lagi, kenapa nada dan raut wajahnya tak berubah, semuanya masih sama.
Lelaki di depannya ini terlalu pintar menyembunyikan emosi.
“Sienna gak ngasih tau lo?”
Alih-alih menjelaskan, dia memilih bertanya lebih dulu. Ingin tahu apakah kalimatnya nanti akan terlalu menyakiti.
“Sienna sudah beritahu semua.” Dia menjeda kalimatnya agak lama.
“Tapi saya ingin mendengar dari sisi yang berbeda dari kisah mereka.” Akunya.
Elang melipat bibirnya ke dalam, menahan lidahnya agar tidak mengeluarkan kutukan.
“Sienna pernah buat buku diary tentang perasaannya ke Kaleo. Lo tau kan Sienna itu suka menulis puisi, suka sama kalimat-kalimat yang indah. Nah, setengah dari diary yang isinya pujian itu dia tulis untuk Kaleo.”
Lelaki itu diam mendengarkan, tak ada niat untuk memprotes, atau bahkan raut wajah marah.
“Lalu?”
“Tapi buku itu sekarang cuma tinggal beberapa lembar. Sienna ngebuang lembar yang dia robek sama kayak dia ngebuang perasaannya ke Kaleo waktu tahu perasaannya gak mungkin terbalas.”
Dia mengangguk paham. Meminta Elang terus melanjutkan dengan kode dari mata.
“Kalau lo penasaran sama kisah mereka dulu kayak gimana, gue gak terlalu bisa ceritain. Tapi yang jelas, mereka itu temen deket.
Sahabatan dari masih SMP eh maksud gue, when they both at seventh grade.
Sienna suka sama Kaleo untuk waktu yang cukup lama. Tapi gak pernah berhasil confess, saat dia punya kesempatan ternyata Kaleo lebih milih temennya. Dari situ dia mutusin buat gak lagi berurusan sama mereka.”
“Karena itu Sienna memilih pergi dari Indonesia?”
Elang mengangguk. Mungkin itu bukan satu-satunya alasan Sienna pergi tapi tetap saja kejadian itu menjadi salah satunya.
“Sebenernya lo kenapa nanya?”
Pertanyaan yang ingin sekali Elang tanyakan akhirnya meluncur juga.
Hanya saja jawaban dari pertanyaannya membuat Elang sedikit bingung harus memberikan respon seperti apa.
“Saya hanya ingin tahu. Apakah posisi itu benar milik saya atau sedari awal posisi itu masih menunggu pemilik aslinya.”