Diary: Ceritaku untuk bab satu
Sienna Gracelynn
Waktu pertama kali kami bertemu, yang paling ku ingat adalah cara bicaranya yang tegas menantang.
Bahkan tatapannya saat itu tajam sekali. Padahal wajahnya terlihat seperti anak anjing kecil.
Awalnya aku tidak menyukai dia. Ada begitu banyak perbedaan sampai dalam sekali lihat pun aku tahu dia tak akan cocok dengan ku.
Dia jauh berbeda dari Kaleo.
Cara bicaranya, tatapannya, bahkan caranya memperlakukan aku.
Sebenarnya agak kurang pantas, membandingkan dia dengan orang yang pasti akan selalu menang.
Sampai satu hari itu, dengan keberanian dan kepercayaan diri —yang bahkan pernah ku tolak sekali— dia datang. Menemui aku dengan seikat bunga mawar merah muda.
Lalu, dengan tatapan dan binar mata yang begitu yakin.
Dia bilang begini padaku.
Saya tahu, perasaan kamu itu belum sepenuhnya sembuh.
Saya memang orang baru tapi saya mau kamu. Perasaan saya sudah jatuh sama kamu. Karena itu saya punya pertanyaan.
Apa boleh saya bangun rumah di tanah yang sudah gersang?
Saya ingin buatkan kamu tempat berteduh. Tempat yang dapat kamu percaya sepenuhnya itu milikmu.
Jadi, apa boleh saya memiliki kamu?
Saat itu jawabanku masih abu-abu. Ada rasa tak tega jika harus menjadikannya pelarian dari cinta sepihak.
Hanya saja, dia tidak memaksa. Dia memilih untuk bertanya.
Satu hal penting yang tidak Kaleo punya. Hal kecil pembeda yang terlihat begitu nyata.
Untuk apa terus memikirkan masa lalu ketika masa depan sudah menyambut ku? Oh, ayolah hati. Kau tahu pasti apa yang ingin kau cari, iya kan?
Hingga di hari ke seratus tiga puluh enam aku menghitung —kebiasaanku— dia tersenyum menatapku lalu menunduk.
“Jika jawaban kamu masih sama tidak apa-apa. Terima kasih sudah memberikan saya kesempatan untuk berusaha. Saya akan pergi jika itu membuatmu jadi lebih bahagia.”
Setelah itu dia menepati janjinya. Pergi, jauh sekali. Sampai membuat ku menangis di tengah malam karena merindukan dia.
Saat kalimat terakhir dari diary ini tertulis di ujung pena, kesadaran menyelimuti otakku dengan cepat.
Aku telah jatuh cinta pada lelaki yang sudah ku tolak dua kali.